Kamis, 10 Januari 2013

Pertanyaan Beraroma Sengit

Mungkin beberapa orang selain aku pernah ngerasain gimana menjadi seorang presenter di hadapan kumpulan manusia dengan beribu tatapan tajam layaknya sembilu dan dengan lidah berbisa yang siap mematikan apapun yang ada di hadapan mereka kapan pun mereka mau. Oke, kata-kata lebay-nya cukup sampe di situ aja. Hehee. Di sini aku (lagi-lagi) cuman pengen sharing aja tentang kondisi yang lumayan sering di hadapi mahasiswa. Presentasi.
Mungkin sebagai seseorang yang memiliki ego dan harga diri yang cukup tinggi, aku seringkali harus mempersiapkan dengan matang materi yang akan aku presentasikan, sehingga bagaimana pun juga presentasi tersebut harus berjalan dengan lancar dan dapat membuatku merasa puas. Namun ketika suatu waktu harus dihadapkan dengan audience yang cukup menguras emosi dan pikiran, di situ lah jantungku seperti sedang menaiki permainan roller coaster. 
Sebetulnya aku sendiri sangat setuju, dengan adanya pernyataan yang mengatakan bahwa, budaya bertanya itu sangat penting dimana hal tersebut dapat mendorong atau memicu kita untuk menjadi lebih berkembang dan lebih kreatif. Selain itu melalui sebuah pertanyaan kita dapat mempertimbangkan segala bentuk kemungkinan-kemungkinan yang akan kita hadapi, dan dapat kita jadikan sebuah pelajaran dan bahan evaluasi. Namun bagaimana bila pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah memiliki aroma-aroma sengit? Haah.. Jujur sebenarnya aku sangat tidak lihay dalam mengatasi permasalahan seperti ini.
Mungkin dari situ aku bisa berkaca "Apakah aku sudah cukup matang dalam menguasai materi yang aku sajikan?" "Apakah aku sudah cukup bijaksana dalam menghadapi berbagai bentuk pertanyaan yang diajukan?" dan "Apakah aku sudah cukup bersikap dewasa dalam menghadapi situasi pelik dalam hujaman pertanyaan yang 'menusuk'?
Oke, sangat bisa dipahami bahwa di dunia ini sangat banyak bentuk karateristik pribadi seseorang. Ada yang gampang 'nrimo', ada yang tutur katanya lembut, bersahaja, bijaksana, bahkan ada pula yang cukup lugas, tegas dan kadang menyakitkan. Walaupun mungkin terkadang mereka tidak ada maksut untuk menjatuhkan. Ya, bagaimana pun juga toh harus kita hadapi walaupun dengan mengeluarkan keringat yang banyak dan cukup menguras emosi. Hehee. Eh, tapi jangan salah lho, waktu kita berhadapan dengan situasi seperti itu secara tidak langsung kita dapat memupuk pahala, banyak-banyak istighfar dan menyebut nama Tuhan. Wkwkwk.. :p
Pada intinya, hidup ga selalu lurus-lurus aja, ga selalu berjalan sesuai sama apa yang kita harapkan. Kadang kita jatuh dan tumbang di dalam presentasi kita sendiri. Namun sebaiknya kita lihat dari segi positifnya saja, kan. Jadikan hal itu untuk tidak mudah menyerah, tunjukkan pada mereka bahwa kita bisa lebih baik. Tunjukkan pada mereka bahwa kita sangatlah pantas untuk dihargai. Ada saatnya kita jatuh, tapi ingat bahwa ada saatnya pula kita bangkit dan berada di puncak kejayaan kita sendiri, dan jangan sia-sia kan hal itu dengan segala bentuk penyesalan dan keterpurukan yang berkepanjangan. Banyak cara untuk menunjukkan pada dunia bahwa kita berharga, bahwa kita istimewa dan layak meraih kata 'Bangga'.
Aku menulis ini khususnya untuk diriku sendiri, mempersiapkan hari-hari ke depan yang menurutku akan cukup berat. Dan ketika aku melihat tulisanku sendiri, aku bisa sedikit 'tertampar' dan tetap termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Tidak ada kata menyerah dan putus asa. Ambisius sudah mulai aku suntikkan ke dalam pembuluh darahku secara perlahan, agar aku tidak lagi menjadi seseorang yang lemah dan mudah terpuruk oleh hal-hal yang kecil. Sekian. :) 

Rabu, 02 Januari 2013

Ending Song of Angel Beats! Brave Song


Romaji

Itsumo hitori de aruiteta Furikaeru to minna wa tooku
Sore demo atashi wa aruita Sore ga tsuyosa datta
Mou nani mo kowaku nai Sou tsubuyaite miseru
Itsuka hito wa hitori ni natte Omoide no naka ni ikiteku dake
Kodoku sae Aishi waratterareru you ni Atashi wa tatakaun da
Namida nante misenain da

Itsumo hitori de aruiteta Iku saki ni wa gake ga matteta
Sore demo atashi wa aruita Tsuyosa no shoumei no tame
Fukitsukeru tsuyoi kaze Ase de SHATSU ga haritsuku
Itsuka wasurete shimaeru nara Ikiru koto sore wa tayasui mono
Bougyaku no kanata he to ochite iku nara Sore wa nigeru koto darou
Ikita imi sura kieru darou

Kaze wa yagate naideta Ase mo kawaite
Onaka ga suite kita na Nani ka attakke
Nigiyaka na koe to tomo ni ii nioi ga yatte kita

Itsumo hitori de aruiteta Minna ga matte ita
Itsuka hito ha hitori ni natte Omoide no naka ni ikiteku dake
Sore demo ii Yasuraka na kono kimochi wa Sore wo nakama to yobu n da
Itsuka minna to sugoshita hibi mo wasurete doko ka de ikiteru yo
Sono toki wa mou tsuyoku nanka nai yo
Futsuu no onna no ko no yowasa de namida wo kobosu yo




English Translation 
 
I was always walking alone, When I turned around everyone was far behind
Even so I kept walking, That was what strength was
“I’m not afraid of anything anymore,” I try to whisper to myself
Everyone becomes alone someday living on only in memories
So that I can love and laugh even in loneliness I will fight
I will show no tears

I was always walking alone, A cliff waited for me at my destination
Even so I kept walking as proof of my strength
The strong wind blew against me, My shirt stuck to me with sweat
If I can forget everything someday living will become so much simpler
If I fall past oblivion that’s just running away
If only the meaning of having lived would disappear

Before long the wind died down and the sweat evaporated
I’ve become hungry, Did something happen?
Together with vibrant voices a pleasant scent came along

I was always walking alone, Everyone was waiting
Everyone becomes alone someday living on only in memories
Even so it’s fine, I will call these peaceful feelings my companions
Living somewhere I will someday forget the days that I spent with everyone as well
At that time I won’t be strong anymore
With the weakness of a normal girl tears will overflow