Kamis, 04 April 2013

I just wanna be FREE


Ketika raga tidak mampu menuruti kehendak hati membuatku benar-benar sesak. Aku membutuhkan ruang atau media dimana aku bisa menjadi diriku sendiri, dan dapat mengekspresikan diri sesuka hati. Bahkan diujung hari ini mataku masih saja terjaga dengan sangat baik. Terbayang sederet kalimat yang bergelantungan di dalam fikiranku. Satu kalimat yang diucapkan cukup halus oleh keluargaku dan dengan sukses membuatku terpaku akhir-akhir ini. 

"Jangan terlalu akrab sama dia." 
Dua pasang mata dihadapanku ini jelas terlihat sedang menyelidik gerak-gerikku. Aku pura-pura tidak peduli seraya berlagak sibuk menikmati martabak yang masih hangat. Tanpa sepatah katapun aku langsung saja beranjak dari hadapan mereka dan tenggelam dalam pemikiranku sendiri. Sangat malas untuk memperpanjang topik pembicaraan itu. Tabiatku ini benar-benar sudah mengakar rupanya.

Aku ingin berteman dengan siapa pun, dan aku juga ingin mencintai siapa pun yang aku mau. Bukankah ada yang mengatakan bahwa kasih sayang tidak mengenal usia, gender, dan status? Tapi mengapa pada kenyataannya berbeda? Aku ingin dengan bebas menunjukkan seperti apa diriku, aku ingin dengan bebas mengatakan apa yang ingin aku katakan, aku ingin dengan bebas menunjukkan ke semua orang siapa orang yang aku cintai dan aku ingin dengan bebas melakukan semuanya tanpa ada rasa khawatir dan tanpa ada rasa takut. Terlalu banyak pertimbangan yang menghambat dan menghalangi. Rasanya ingin menertawakan diri sendiri. Berteriak dalam diam, namun tetap saja tanpa hasil. Namun jelas, di sini yang ingin kuutarakan adalah aku menginginkan suatu kebebasan menjadi diriku. Entah itu dimana dan bagaimana aku bisa menemukannya. Dan aku rasa, bukan hanya aku yang merasakan hal ini. Mungkin salah satunya adalah kamu yang sedang membaca tulisanku ini.