Kamis, 01 Desember 2011

Manual Muscle Testing

Manual Muscle Testing
Suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui kekuatan otot atau kemampuan mengontraksikan otot secara volunteer dengan tujuan membantu menegakkan diagnosa.


Prosedur melakukan MMT :
  1. Pasien diposisikan sedemikian rupa sehingga otot mudah berkontraksi sesuai dengan kekuatannya. Posisi yang dipilih harus memungkinkan kontraksi otot dan gerakan mudah diobservasi
  2. Bagian tubuh yang dites harus terbebas dari pakaian yang menghambat
  3. Berikan penjelasan dan contoh gerakan yang harus dilakukan
  4. Pasien mengontraksikan ototnya dan stabilisasi diberikan pada segmen proksimal
  5. Selama terjadi kontraksi, gerakan yang terjadi diobservasi
  6. Memberikan tahanan pada otot yang dapat bergerak dengan luas gerak sendi penuh dan melawan gravitasi
  7. Melakukan pencatatan hasil MMT.


Kriteria Hasil Pemeriksaan MMT :
0 = otot tidak mampu berkontraksi (lumpuh total)
1 = otot sedikit berkontraksi , tanpa perubahan ROM, hanya muncul tonusnya saja
2 = otot berkontraksi, tidak mampu melawan tahanan (gaya grafitasi) tetapi full ROM
3 = mampu melawan tahanan, gaya grafitasi dan full ROM
4 = mampu melawan tahanan (berupa manual) tetapi tidak maksimal dan full ROM
5 = normal, otot mampu gerak aktif dengan full ROM dan mampu melawan tahanan maksimal




ᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥᴥ

Daftar Pustaka :

Hislop, J. Helen and Jacqueline Montgomery. 1987. Muscle Testing, Techniques of Manual Examination. 6th Edition. Philapidelphia : W.B. Saunders Company.
Luklukinasih, Zuyina. 2009. Sinopsis Fisioterapi untuk Terapi Latihan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Offset.
Palmer, M.Lynn, Epler, Marcia. 1990. Clinical Assessment Procedures in Physical Theraphy. J.B. Lipincott Company.
Pudjiastuti, Sri Surini dan Budi Utomo. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta : EGC



1 komentar: