Selasa, 30 Juni 2015

Cece (cerita cengeng)

Baru saja aku duduk disini, di sebuah rumah makan cepat saji. Aku memilih duduk di dekat jendela. Gemuruh di hatiku tidak kunjung reda. Aku duduk dengan gelisah, bahkan airmataku selalu saja mendesak untuk keluar namun aku mencoba menahannya. Aku memeriksa handphone untuk memastikan apakah ada pesan darinya. Tapi nihil. Aku beralih menatap ke luar jendela berharap seseorang akan datang dan menghampiriku dengan wajah khawatirnya. Mengkhawatirkan tatapanku yang penuh rindu terhadapnya. Aku gila. Ya aku memang sudah gila. Seharusnya dia tahu aku sedang dimana. Aku sudah tidak bisa menahan airmataku, tumpah ruahlah sudah. Tidak ada isak. Aku mencoba untuk menghentikannya, tapi sia-sia. Aku sendiri bingung bagaimana bisa. Aku melihat handphoneku lagi. Aku putus asa. Aku mencintainya. Apa mencintainya sungguh sesakit ini? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar