Kamis, 17 Desember 2015

Aku yang kau hibur atau kamu yang kuhibur?

Awan kelabu menganyam jemari-jemarinya yang kurus
Memayungi tubuhku yang masih saja senang bergumul dengan impian-impian halus
Kesenduan langit itu serasa sedang mencoba merayuku
Merayu agar aku mau dengan senang hati untuk memberikan sedikit semangat dan rasa bahagiaku
Jemariku menggantung di udara tepat diantara wajahku dan langit sendu itu
Tunggu 
Langit itu kini terlihat lebih bersih, cerah, dan lebih terang bagai mengulum sebuah senyum
Apa secepat itu aku mentransfer energiku?
Aku menurunkan tanganku dan memperhatikan langit di hadapanku
Dan ternyata langit itu menipuku 
Dia tetap saja sendu 
Mungkin ia hanya ingin menghiburku, menghargai usahaku. 
Tapi aku masih saja sedih harus melalui hari dengan melihat kemuramannya yang tak kunjung larut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar