Selasa, 26 Januari 2016

Pujaanku yang Lugu

Tak pernah kau tau bagaimana gemuruh di dadaku saat aku mendengar puji-pujian yang lahir dari lidah pemuja-pemujamu?
Aku cemburu pada mereka yang dengan mudahnya merayumu dibelakang bahkan di depan mataku
Kutahan bendungan airmata dengan segala upaya ketika jemari-jemari genit itu bergelanyut tanpa ragu
Apa dayaku 
Rahangku terjahit rapat tanpa cela menahan lidahku yang terus mencoba meronta berkata-kata
Aku terus menekan amarah yang tak kalah parah dengan panasnya gairah mereka ketika melihat matamu yang indah
Lagi-lagi apa dayaku
Mungkinkah kau disana memendam jawaban atas rasaku namun kau pura-pura bisu?
Atau kamu tetap saja seorang pujaanku yang lugu? 
Senjaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar