Minggu, 18 Maret 2012

Indigo Phobia


Hmm.. Langsung aja deh ya daripada bertele-tele. Hehe.
Oke, bisa diliat deh ya dari judulnya aja "Indigo phobia" jadi bisa ditebak lah ya apa yang mau aku bahas kali ini. Hehe. terserah si orang lain mau berpendapat seperti apa tentang seorang Indigo phobia. Tapi yang jelas saya termasuk seorang Indigo phobia. 
Ga tau juga awalnya gimana aku jadi kurang sreg, atau kalo bisa dibilang setiap aku denger ada yang indigo. Satu kata simple yang terlintas dan menggambarkan perasaanku, "EUGH!" 
kalo ada yang sampe bertanya-tanya, kenapa sih?
Bukan apa-apa sih ya, maaf sebelumnya buat indigo yang lagi baca blog-ku ini. Tapi serius aku ga ada niat untuk menyinggung perasaan atau menjelek-jelekkan citra seorang indigo.
Aku pribadi rasanya 'kecolongan' tiap ada indigo yang dengan leluasa mengorek apa isi hati aku, perasaan aku, gimana kehidupan aku, gimana pikiran kita. Haah, ga tau lah aku, jelasnya gimana, tapi kurang lebih kan kayak gitu. Hidup kita itu ada batasannya kan, ada semacam bilik-bilik yang berbeda. Satu bilik dimana aku dan semua orang patut dan bisa untuk mengetahuinya, dan ada pula bilik dimana itu hanya ada AKU.
Bukan hanya itu, aku jadi merasa, "Hey ini hidupku, ini hatiku, dan ini perasaanku. Jangan dengan sok tau, dan dengan lugasnya kamu mengatakan apa yang kamu 'lihat' dari aku itu sudah merupakan suatu kepastian"
Haah, ya aku tau, mungkin hanya beberapa yang seperti itu, tapi yang dominan aku tau mereka baru berbicara setelah ada yang bertanya. Tapi menurutku, KEPASTIAN itu hanya di tangan Tuhan, dan semua tentang aku, tentang hidupku, tentang hatiku, tentang perasaanku, itu hanya aku, dan Tuhan yang tau.
Aku seringkali tersenyum sinis, saat aku mendengar apa yang mereka katakan tentang aku yang menurutku itu melenceng. Ya entah apapun itu. Tapi pada dasarnya aku rasa apa yang mereka lihat itu hanya bersifat 'subyektif'. Dan ya terserah mereka mau mengatakan apa tentang aku, tapi aku menutup hati soal itu, tidak aku tidak menutup telinga, aku akan mendengarkan, namun hanya sebatas itu. :)
Bila ada yang bertanya, "Jadi kamu benci seorang indigo?" 
Enggak, itu salah. kenapa aku harus membenci seorang indigo? Mereka hanya mengucapkan apa yang mereka lihat dan menurutnya itu benar. Hanya saja, mengucapkan kata-kata seolah-olah hal itu benar, aku rasa itu sebuah 'pace maker' yang hanya akan membuat objek merasa terjudge atau ter-label atau bahkan terdoktrin dengan apa yang  mereka katakan. 
Ya semua yang aku omongin di atas bisa aja salah, kan manusia ga ada yang pernah bisa selalu benar. Tapi manusia itu mempunyai pola sendiri-sendiri dalam berfikir, berpendapat, dan menyalurkan apa yang terolah di dalam kepalanya kan. Jadi ya, itu tadi, aku hanya melakukan hal tersebut sebagai manusia yang pada umumnya, menghadapi permasalahan, menganalisa, berfikir, berpendapat, dan akhirnya berakhirlah di sini. Tertulis, dan bisa kapan saja aku melihatnya kembali. Hanya sekedar untuk menjadikan sebuah potongan-potongan kecil yang akan menjadi sejarah hidupku sendiri. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar