Senin, 28 September 2015

Absurd

Aku memegangi dadaku. Rasanya ada yang menjejali sesuatu. Hingga rasanya ingin terbatuk-batuk. Tak terasa aku sudah megap-megap di atas meja operasi sesaat sebelum aku jatuh terlelap. Saat sadar aku masih bisa merasakan nyeri di dadaku. Atmosfir di sekelilingmu menggambarkan duka, tp hela nafas mereka sedikit demi sedikit menghapuskannya. Mungkin mereka membayangkan aku sudah tiada beberapa jam yg lalu. Pintu masuk dibuka dengan kasar. Sang pelaku menerobos masuk tergesa-gesa dengan nafas tersengal. Matanya tajam menatap kearahku. Dia masih terlihat mengenakan seragam kerja namun sedikit berantakan. Aku masih saja memegangi dadaku yang nyeri seraya terpekur melihat kehebohan yang dia ciptakan. "Siapa yang suruh kamu pergi??!!" 
Nadanya menurun tepat di kata 'pergi'? 
Aku bertanya namun tak ada suara "pergi? Pergi kemana?" 
Sontak ia pun berteriak lagi di depan wajahku "Siapa yang suruh kamu sakit kayak gini???!!" 
Aku tertegun. Bingung. Dadaku semakin nyeri.
Semua orang di dalam di ruangan berkerumun mengelilinginya. Entah apa yang mereka bicarakan, aku tidak bisa fokus mendengarkan perbincangan mereka, aku terlalu sibuk menenangkan rasa sakit di dadaku ini. Tapi sepertinya raut mereka tampak lega. Begitupun dia. 
Lalu aku terbangun. Bengong. Menyadari bahwa itu adalah mimpi yang absurd. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar