Senin, 28 September 2015

Intermezzo

Malam ini pukul 7.38. Aku duduk sendiri dengan meluruskan kaki di sofa ruang tengah. Membaca sebuah buku dari seorang sastrawan senior. Karyanya sudah aku baca sedari aku duduk di bangku sekolah dasar bahkan hingga sampai kini masih segar di ingatan. Tulisannya membawaku merasakan kisah kasih yang matang meski memang terkesan zadul untuk penikmat bacaan seusiaku. Aku hampir selalu tertegun dengan tokoh yang ia ciptakan di buku genggamanku. Di sela-sela membaca aku sempatkan untuk meneguk teh hangat sekedar untuk menenangkan batinku karena ingatanku yang tidak sopan melesat terbang jauh ke masa lalu. Kisah ini bukan seperti kisahku. Nama tokohnya pun tak mirip denganku. Bahkan seperti aku sedang menyimak kisah tante atau pamanku. Aku terbengong-bengong hingga tertidur dengan diiringi musik yang terdengar bagai alunan suara romantis rintik air hujan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar