Definisi
Frozen shoulder atau adhesive capsulitis mempunyai beberapa sebutan seperti scapulohumeral periarthritis of duplay atau disebut juga sebagai “check rein shoulder”. Adhesive capsulitis adalah suatu keadaan yang mempunyai karakteristik berupa nyeri dan kekakuan yang disebabkan oleh kelainan intrinsik dan ekstrinsik sendi bahu. Kekakuan tersebut menimbulkan keterbatasan gerak segara arah baik gerakan aktif maupun pasif, dan sering dialami oleh orang berusia 40-60 tahun dan lebih sering pada perempuan. Nyeri secara berangsur-angsur bertambah berat dan pasien sering tidak dapat tidur pada sisi yang terkena. Gejala klinis dari frozen shoulder adalah nyeri pada sendi bahu, berkurangnya LGS pada sendi bahu sehingga menyebabkan terjadi penururunan kapasitas fungsional bahu dalam aktivitas pasien sehari-hari. Keadaan ini pertama kali dikenali oleh Putnam (1882) dan kemudian oleh Codman.
Menurut Kisner (1996) frozen shoulder dibagi dalam 3 tahapan, yaitu :
a. Pain (Freezing) : ditandai dengan adanya nyeri hebat bahkan saat istirahat, gerak sendi bahu menjadi terbatas selama 2-3 minggu dan masa akut ini berakhir ampai 10-36 minggu.
b. Stiffness (Frozen) : ditandai dengan rasa nyeri saat bergerak, kekakuan atau perlengketan yang nyata dan keterbatasan gerak dari glenohumeral yang di ikuti oleh keterbatasan gerak scapula. Fase ini berakhir 4-12 bulan.
c. Recovery (Thawing) : pada fase ini tidak ditemukan adanya rasa nyeri dan tidak ada synovitis tetapi terdapat keterbatasan gerak karena perlengketan yang nyata. Fase ini berakhir 6-24 bulan atau lebih.
Etiologi
Penyebab frozen shoulder tidak diketahui, diduga penyakit ini merupakan respon auto immobization terhadap hasil – hasil rusaknya jaringan lokal. Meskipun penyebab utamanya idiopatik, banyak yang menjadi predisposisi frozen shoulder, selain dugaan adanya respon auto immobilisasi seperti yang dijelaskan di atas ada juga faktor predisposisi lainnya yaitu usia, trauma berulang (repetitive injury), diabetes mellitus, kelumpuhan, pasca operasi payudara atau dada dan infark miokardia, dari dalam sendi glenohumeral (tendonitis bicipitalis, infalamasi rotator cuff, fracture) atau kelainan ekstra articular (cervical spondylisis, angina pectoris). De Palma (1973) melaporkan bahwa setiap hambatan yang menghalangi gerak scapulohumeral/ scapulothoraxic menyebabkan inaktifitas dari otot sehingga merupakan predisposisi terjadinya ‘frozen shoulder’
Patologi
Pada frozen shoulder terdapat perubahan patologi pada kapsul artikularis glenohumeral yaitu perubahan pada kapsul sendi bagian anterior superior mengalami synovitis, kontraktur ligamen coracohumeral, dan penebalan pada ligamen superior glenohumeral, pada kapsul sendi bagian anterior inferior mengalami penebalan pada ligamen inferior glenohumeral dan perlengketan pada ressesus axilaris, sedangkan pada kapsul sendi bagian posterior terjadi kontraktur, sehingga yang khas pada kasus ini rotasi internal paling bebas, abduksi terbatas dan rotasi eksternal paling terbatas atau biasa disebut pola kapsuler. Perubahan patologi tersebut merupakan respon terhadap rusaknya jaringan lokal berupa inflamasi pada membran synovial dan kapsul sendi glenohumeral yang membuat formasi adhesive (Thomson, 1991). Sehingga menyebabkan perlengketan pada kapsul sendi dan terjadi peningkatan viskositas cairan sinovial sendi glenohumeral dengan kapasitas volume hanya sebesar 5-10ml, yang pada sendi normal bisa mencapai 20-30m (Donatelli, 1989). Selanjutnya kapsul sendi glenohumeral menjadi mengkerut, pada pemeriksaan gerak pasif ditemukan keterbatasan gerak pola kapsular dan firm end feel dan inilah yang disebut frozen shoulder.
Applay Graham A. : The Joint Shoulder Apley’s System of Orthopaedics and Fracture. 6th Ed. 1982 : 158-165
Caillet R. : Shoulder Pain, 2nd Ed. Philadelphia F.A. Davis Company, 1981
De Palma : A.F. Surgery of the Shoulder, Ed, Philadelphia, J.B Lippincot Company, 1973.
Donatelli, Robert ; Wooden, Micheal J, Orthopaedic Physicaltherapy, Churchil Livingstone Inc, 1989. hal: 160
Kessel, Lipmann, MB.E. MC. FRCS : Clinical Disorder of The Shoulder, Churcill, Livingstone Edinburgh London, 1982 : 80-84
Thomson, Ann M., Tidy’s physiotherapy, 12th ed, Butterworth-Heinemann, 1991. hal: 71
Tidak ada komentar:
Posting Komentar