Aku cemburu pada mereka yang dengan mudahnya merayumu dibelakang bahkan di depan mataku
Kutahan bendungan airmata dengan segala upaya ketika jemari-jemari genit itu bergelanyut tanpa ragu
Apa dayaku
Rahangku terjahit rapat tanpa cela menahan lidahku yang terus mencoba meronta berkata-kata
Aku terus menekan amarah yang tak kalah parah dengan panasnya gairah mereka ketika melihat matamu yang indah
Lagi-lagi apa dayaku
Mungkinkah kau disana memendam jawaban atas rasaku namun kau pura-pura bisu?
Atau kamu tetap saja seorang pujaanku yang lugu?
Senjaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar